Sekolah Dasar

Selasa, 03 Juni 2014

PEMBERIAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR



A.    Identifikasi Kebutuhan Pendidikan
Kebutuhan setiap ABK berbeda-beda dan bersifat sangat unik, artinya kebutuhan antara satu ABK dengan ABK lain hampir tidak ada yang sama, oleh karena itu membutuhkan layanan yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan tugas sebagai guru di sekolah dasar yang akan memberikan layanan bagi ABK, diperlukan sebuah proses penafsiran terhadap hasil asesmen terhadap ABK tersebut.
Langkah awal dalam pemberian layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar adalah melakukan identifikasi dan asesmen terhadap kebutuhan pendidikan dari siswa yang bersangkutan. Temukan terlebuh dahulu anak-anak yang diduga mengalami kelainan atau berkebutuhan khusus, dengan beberapa teknik identifikasi dan asesmen yang telah dipelajarai sebelumnya. Melalui asesmen permasalahan-permasalahan pendidikan khusus yang dialami anak akan diketahui, dalam bidang apa, dan rentang persoalan yang dihadapinya.
Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam aspek berbahasa, tentu akan berbeda program dan strategi pelayanan dengan anak-anak memiliki permasalahan pada aspek matematika. Secara umum, persoalan pendidikan yang dihadapi anak berkebutuhan berkenaan dengan membaca, menulis dan berhitung. Namun secara lebih spesifik persoalan tersebut meliputi aspek persepsi, visual dan auditori, mental, kemampuan dan perkembangan membaca, analisis kata, memahami bacaan, mengeja, menulis, hitungan dan penalaran matematika, serta aktivitas motorik.
Melihat kebutuhan ABK yang sedemikian spesifik, maka perlu dilakukan asesmen dan identifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi sebenarnya secara objektif. Proses identifikasi dapat dilakukan secara tim, yakni oleh guru bersama dengan kolega (teman guru lain), kepala sekolah, atau teman guru Pendidikan Luar Biasa yang telah dikenal.
Identifikasi atau penafsiran harus dilakukan secara cermat karena hasilnya akan digunakan untuk mengembangkan program layanan. Penafsiran yang keliru akan menghasilkan jenis layanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ABK. Oleh karena itu, penafsiran hasil asesmen harus dilakukan secara akurat dan cermat agar dapat dihasilkan layanan yang maksimal.
Untuk memperoleh informasi atau hasil asesmen yang objektif dapat dilakukan dengan teknik sebagai berikut.
1.    Observasi
Teknik observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kondisi umum dan perkembangan belajar seorang siswa di sekolah dasar.
2.    Tes informal dan formal
Tes informal dan tes formal dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan-keterampilan bidang tertentu yang mampu atau belum mampu dilakukan oleh seorang siswa.
Setelah memperoleh informasi yang objektif, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menafsirkan informasi tersebut. Agar didapatkan penafsiran hasil yang akurat dan cermat, maka dapat digunakan rambu-rambu berikut sebagai acuan melakukan penafsiran.
1.    Tujuan asesmen adalah mengukur atau menafsirkan kemampuan yang dimiliki siswa dalamm bidang yang kita duga ia mengalami masalah atau keluarbiasaan. Oleh karena itu, penafsiran hasil asesmen harus selalu mengacu pada tujuan tersebut.
2.    Hasil asesmen akan digunakan untuk mengembangkan program layanan bantuan atau program pembelajaran bagi anak tersebut.
3.    Penafsiran terutama didasarkan pada informasi yang relevan, sedangkan informasi lai hanya digunakan sebagai penunjang.
Dari penafsiran hasil asesmen, kita kemudian dapat memperkirakan atau menafsirkan kebutuhan layanan yang diperlukan oleh siswa bersangkutan. Agar perkiraan atau penafsiran dapat berlangsung secara terarah, langkah-langkah berikut perlu kita pertimbangkan dalam penafsiran kebutuhan layanan.
1.    Tetapkan kemampuan yang semestinya dikuasai oleh anak. Untuk menetapkan kemampuan ini, dapat digunakan kurikulum yang sedang berlaku sebagai acuannya.
2.    Deskripsikan kemampuan yang dimiliki oleh anak berdasarkan hasil asesmen. Deskripsi ini dapat dibuat berdasarkan penafsiran hasil asesmen.
3.    Bandingkan kemampuan yang dimiliki anak dengan kemampuan yang seharusnya ia kuasai.
4.    Gambarkan kesenjangan antara kemampuan yang dimiliki anak dengan kemampuan yang harus ia miliki.
5.    Berdasarkan kesenjangan tersebut, tafsirkan kebutuhan program layanan untuk mencapai kemampuan yang semestinya.
B.     Pengembangan Program     
Hasil asesmen dan segala usaha untuk menafsirkan kebutuhan layanan bagi anak berkebutuhan khusus yang ada di sekolah dasar tidak akan ada artinya apabila tidak ditindaklanjuti dengan pengembangan program. Idealnya pengembangan program ini dilakukan oleh sebuah tim yang menangani ABK tersebut sejka tahap identifikasi.
Salah satu program pembelajaran yang dirancang untuk anak-anak berkebutuhan khusus adalah program pembelajaran individual, yaitu program yang disusun sesuai dengan kebutuhan individu anak-anak berkebutuhan pendidikan khusus, baik untuk pendidikan jangka pendek atau jangka panjang. Istilah program pembelajaran individual (PPI), merupakan terjemahan dari bahasa inggris, The Individualized Program (IEP), yang menurut Hallahan (1991:25) dalam persiapannya harus merumuskan tingkat kemampuan siswa saat ini, yang memiliki tujuan jangka pendek atau jangka panjang.
Keputusan untuk mengembangkan PPI bagi anak tertentu haruslah didasarka pada kebutuhan anak yang tidak mungkin akan terpenuhi jika tidak diberikan layanan secara individual. Sepanjang kebutuhan ini tidak jauh berbeda dan dapat dilayani bersama-sama, PPI belum perlu dikembangkan.
Mengenai program dan pelaksanaannya, amat penting adanya persetujuan dan kesepakatan dengan orang tua, yang menurut Hallahan (1991:30) menyangkut ketentuan-ketentuan:
1.    Tingkat kemampuan akademik siswa pada saat ini
2.    Tujuan tahunan untuk setiap siswa
3.    Hubungan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang
4.    Hubungan antara pendidikan khusus dan pelayanan yang diberikan, serta memberikan kesempatan kepada setiap anak yang berhasil untuk turut serta dalam program pendidikan umum
5.    Rencana untuk memulai layanan dan mengantisipasi lamanya pelayanan
6.    Prosedur evaluasi untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan program
Proses pengembangan PPI dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa panduan prosedur teknis, yaitu:
1.    Mendeskripsikan kompetensi siswa secara rinci pada saat sekarang dalam berbagai bidang pelajaran.
2.    Merumuskan tujuan, baik jangka panjang (tahunan) ataupun tujuan jangka pendek, secara khusus dalam kegiatan pembelajaran.
3.    Menentukan teknik dan alat evaluasi untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai.
4.    Mengembangkan ranah kurikulum yang akan dibuat atau diprogramkan.
5.    Menetapkan strategi pembelajaran, sesuai dengan penekanan pada ranah kurikulum.
Berikut ini adalah contoh format untuk program pembelajaran individual bagi anak berkebutuhan khusus. (Wardani : 2002)

Program Pembelajaran Individual

Hari/Tgl/Bl/Th : ....................................
Nama Siswa                : ....................................
Jenis Kelamin              : ....................................
Alamat                         : ....................................
Nama Sekolah             : ....................................
Kelas                           : ....................................
Bidang Kesulitan        : ....................................
Guru                            : ....................................

Kompetensi Siswa Saat Ini
.........................................................................
.........................................................................
Kompetensi Dasar yang Harus Dikuasai
.........................................................................
.........................................................................
Informasi Lain yang Relevan
.........................................................................
.........................................................................
Tujuan Umum
.........................................................................
.........................................................................
Tujuan Khusus
.........................................................................
.........................................................................
Materi Pelajaran
.........................................................................
.........................................................................
Media dan Sumber
.........................................................................
.........................................................................
Kegiatan Belajar
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
Penilaian
Prosedur Penilaian
.........................................................................
.........................................................................
Jenis dan Alat Penilaian
.........................................................................
.........................................................................

Mengetahui,
Kepala Sekolah/Anggota Tim Lainnya                       Guru Pembimbing
............................                                                        ...............................
C.    Pelaksanaan
Setelah program pembelajaran dibuat, selanjutnya adalah implementasinya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini, guru harus mempertimbangkan berbagai aspek dalam pelaksanaannya, yang memungkinkan program dapat berjalan secara efektif. Selain itu, perlu pula dipersiapkan beberapa hal penting yang terkait dengan program, diantaranya adalah sebagai berikut.
1.    Mencermati tujuan dan sasaran program yang akan dicapai, baik secara umum ataupun khusus berkenaan dengan pembelajaran baik anak berkebutuhan khusus di sekolah.
2.    Materi dan lembar kegiatan, yang diperlukan selama pelaksanaan program berlangsung di sekolah. Materi pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dipersiapkan, dengan memperhatikan kompetensi yang akan di capai, serta struktur dan ranah kurikulum yang dikembangkan.
3.    Fasilitas dan sumber belajar, yaitu berupa media atau ruang sumber untuk kegiatan pembelajarn.
4.    Kalender pembelajaran
5.    Melakukan rapat koordinasi tim terlebih dahulu dilakukan yang melibatkan berbagai unsur sekolah, komite, dan orangtua siswa yang bersangkutan.
Wadani (2002) menjelaskan bahwa sebelum pelaksanaan program, berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan program perlu dipersiapkan. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut.
1.    Jadwal pelaksanaan harus dipersiapkan sesuai dengan rencana pada PPI.
2.    Materi pelajaran dan media yang akan digunakan harus dipersiapkan secara tuntas.
3.    Pemberitahuan kepada orang tua harus dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai.
4.    Jika guru akan dibantu oleh anggota tim lain, misalnya guru lain, tim harus menetapkan langkah-langkah pelaksanaan dan peran masing-masing anggota tim. Dengan cara ini setiap anggota tim akan menyadari tugasnya sendiri dan tugas anggota tim lainnya.
Selama kegiatan berlangsung, guru bukan hanya berperan sebagai pengajar, melainkan juga sebagai fasilitator dan motivator dalam pelaksanaan program. Kegiatan ini juga harus dimonitor dan dievaluasi setiap saat untuk melihat perkembangan atau kemajuan yang dicapai siswa, baik melalui observasi atau tes. Secara periodik dapat dilakukan tes informal guna memberikan umpan balik dalam pelaksanaan program yang lebih baik. Dengan mempersiapkan pelaksanaan program dengan sebaik-baiknya, maka kompetensi yang diharapkan untuk mengatasi kesulitan akan lebih mudah dicapai.
D.    Evaluasi
Program yang telah dilaksanakan haruslah dinilai keefektifannya.  Keefektifan pelaksanaan suatu program dapat dinilai melalui kegiatan evaluasi. Evaluasi atau penilaian diberikan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran atau dalam periode waktu tertentu dalam bentuk tes informal maupun tes formal.
Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat kemajuan dan prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa. Jenisnya dapat berupa tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan yang merupakan rangkaian penyelesaian tugas-tugas pembelajaran yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran.
Penilaian harus didasarkan pada hasil observasi atau catatan setiap latihan dan hasil tes yang dilaksanakan. Untuk anak-anak berkebutuhan khusus, evaluasi dapat dilakukan dengan portofolio melalui serangkaian kegiatan atau tugas-tugas yang telah dilakukan atau dibuat oleh siswa. Aktivitas atau pekerjaan siswa selama kegiatan pembelajaran yang mencerminkan performans siswa selama kegiatan menjadi dasar penilaian.
Hasil tes akhir selanjutnya dibandingkan dengan tujuan yang harus dikuasai. Apabila tujuan tersebut belum dapat dikuasai, maka setiap komponen program harus dinilai sumbangannya terhadap pencapaian tujuan tersebut. Guru harus melihat kembali berbagai kemungkinan yang dapat menyebabkan belum tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Kemungkinan penilaian atau pertimbangan yang dapat dilakukan untuk setiap komponen program antara lain adalah sebagai berikut.
1.    Kemungkinan tujuan yang ditetapkan terlalu tinggi.
2.    Kemungkinan materi yang disiapkan kurang menarik atau kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai.
3.    Kemungkinan kesesuaian antara latihan atau kegiatan belajar dengan kemampuan siswa terlalu berat.
4.    Kemungkinan tes diberikan tidak sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Dengan mengajukan pertimbangan seperti di atas dan menelaah hasil obseravasi dan catatan pada setiap penelitian, kita dapat menetapkan keefektivan program. Sebenarnya, apabila pada akhir setiap latihan hasil observasi dan catatan guru dimanfaatkan guru untuk memperbaikai latihan, maka keefektivan program sudah dinilai sejak awal dan sudah dilakukan perbaikan langsung.
Perbaikan langsung yang dilakukan tersebut tentu mencakup materi dan media yang digunakan, kegiatan pembelajaran, seperti jenis dan frekuensi latihan yang diberikan, serta perbaikan suasana latihan. Perbaikan langsung ini jauh lebih baik daripada penilaian yang hanya dilakukan pada akhir program. Dan pada akhirnya yang harus dilakukan adalah melaporkan hasil pelayanan program tersebut kepada anggota tim dan orang tua siswa.