Sekolah Dasar

Minggu, 21 Juni 2015

Pembelajaran Kelas Rangkap



1.      Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) sebagai Suatu Pendekatan
Pengertian PKR yang dikaji dari konsep “multiple class teaching” dari UNESCO (1988). PKR merujuk kepada upaya guru dalam menyikapi dan memperlakukan siswa sesuai keadaannya sehingga tercipta suasana belajar yang mendukung tercapainya tujuan belajar secara optimal. Oleh karena itu PKR dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan manajemen pembelajaran. PKR bukanlah suatu metode pembelajaran, melainkan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang didalam penerapannya menuntut penggunaan berbagai metode dan teknik serta sumber pembelajaran.
2.      Karakteristik Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Karakteristik adalah ciri-ciri objektif (nyata) dari PKR yang secara keseluruhan melukiskan suatu keunikan. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dari unsur guru, siswa,  mata pelajaran, interaksi edukatif, dan lingkungan belajar.
1)      Unsur Guru
Dalam PKR seorang guru lebih banyak dituntut secara mandiri mengelola keseluruhan kegiatan pembelajaran. Guru bertanggung jawab mengelola kelas secara mandiri karena memang di sekolah itu tidak ada guru lain seperti dalam “SD guru tunggal” atau “one-teacher school” atau “SD Kecil”. Keadaan itu bisa juga terjadi di SD biasa yang jumlah gurunya lebih kecil daripada jumlah rombongan belajar. Misalnya di suatu SD yang memiliki murid kelas I s/d VI, namun jumlah gurunya kurang dari 6. Selain itu bisa juga terjadi dalam SD yang jumlah gurunya cukup, namun suatu saat ada salah seorang guru kelas terpaksa tidak hadir. Keadaan ini menuntut salah seorang guru lain untuk menangani dua rombongan belajar.
2)      Unsur Siswa
PKR diterapkan dalam menangani secara edukatif aneka ragam kemampuuan siswa dalam satu rombongan belajar atau siswa dari dua rombongan belajar atau lebih, misalnya kelas III dan kelas IV. Aneka ragam kemampuan siswa dalam satu rombongan bellajar mungkin terjadi karena adanya perbedaan usia. Perangkapan dua rombongan belajar mungkin terjadi karena alasan efisiensi, misalnya jumlah siswa kelas III dan IV sangat kecil (kurang dari 20 orang). Atau hal itu mungkin juga terjadi karena ruangan yang ada tidak cukup sehingga dua rombongan belajar terpaksa disatukan dalam satu ruangan menjadi satu kesatuan.
3)      Unsur Mata Pelajaran
PKR digunakan dalam menangani satu mata pelajaran dengan beberapa topik yang berbeda atau topik sama tetapi berbeda dalam tuntutan perilakunya. Selain itu, PKR juga digunakan dalam menangani dua mata pelajaran atau  lebih yang secara teoritik berdekatan atau karena konsep dari dua mata pelajaran itu saling berkaitan.
4)      Interaksi Edukatif
Interaktif edukatif adalah hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, siswa dengna siswa lainnyadalam konteks atau suasana pencapaian tujuan pembelajaran baik sebagai dampak langsung proses pembelajaran maupun sebagai dampak pengiring pembelajaran (Joyce dan Weil: 1986). Takaran keberhasilan dari interaksi edukatif adalah perubahan perilaku. Dalam penerapan PKR peran guru lebih banyak sebagai pengarah belajar dan pemberi kemudahan belajar. Peran tersebut dilakukan dengan menggunakan pola komunikasi yang bervariasi, misalnya alur guru-siswa-gur, guru-siswa-siswa-guru, siswa-guru-siswa, atau siswa-siswa-guru (Schraman: 1976).
5)      Lingkungan Belajar
Yang termasuk lingkungan belajara dalah ruang dan fasilitas belajar serta sumber belajar. PKR menuntut pendayagunaan lingkungan belajar secara optimal, sesuai dengan karakteristik siswa yang dilayani. PKR dapat diterapkan di dalam satu ruangan tanpa atau dengan penyekat atau lebih dari satu ruangan yang memiliki pintu penghubung antar ruangan.
3.      Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Penerapan PKR di SD bertujuan untuk mewujudkan pencapaian hasil belajar siswa baik yang bersifat akademik, maupun sosial dan personal dengan memanfaaatkan kemandirian guru dalam mengajar dan dengan sarana pendukung yang tersedia di sekolah itu dan sekitarnya.
Adapun manfaat atau keuntungan PKR yang diidentifikasi oleh UNESCO (1988) :
1)      Guru yang sama mengajar siswa yang sama setiap tahun. Karena itu ia akan memahami siswa sebagai idividu lebih baik dan memberikan perlakuan yang tepat.
2)      Siswa kelas yang lebih tinggi dapat membantu siswa adik kelasnya yang pada gilirannya akan memperkuat dirinya dalam belajar.
3)      Penilaian guru terhadap siswa akan lebih cermat dan utuh dan tidak hanya berdasarkan ujian singkat.
4)      Terbuak peluang yang lebih leluasa untuk pembinaan saling pengertian dan kerjasama.
5)      Setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya.
6)      Lebih efisien daripada sistem pembelajaran mata pelajaran atau guru kelas. Selain itu dapat pula ditambahkan bahwa dengan menerapkan PKR, kekurangan guru dapat diatasi tanpa mengurangi intensitas pembelajaran.
Walaupun demikian perlu diingat bahwa penguasaan guru mengenai mata pelajaran juga tetap merupakan persyaratan penting. Bila guru tidak menguasai mata pelajaran yang dirangkapnya kemanfaatan PKR akn berkurang. Penguasaan materi ini tentu saja erat kaitannya dengan ketesediaan sumber belajar bagi guru dan siswa.
Adapula tujuan, fungsi, dan manfaat PKR yang dikaji dari 4 (empat) aspek sebagai berikut:
1)      Kuantiti dan Ekuiti
Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, PKR memungkinkan kita untuk memenuhi asas kuantiti (jumlah) dan ekutiti (pemerataan). Dengan jumlah guru yang kita miliki saat ini, kita dapat memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran yang lebih luas dan mencakup jumlah murid yang lebih besar jumlahnya, disamping itu kita mampu memberikan layanan yang lebih merata.
2)      Paedagogis
Sudah seringkali bahwa pendidikan kita dikritik sebagai sistem yang belum mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja yang mandiri. Lulusan kita dinilai kurang kreatif, bahkan cenderung pasif dan mudah menyerah. Pengalaman sejumlah negara yang mempraktikkan PKR menunjukkan bahwa, strategi ini mampu meningkatkan kemandirian murid.
3)      Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD di lokasi yang mudah dijangkau oleh anak. Dengan demikian kekhawatiran orang tua terhadap keselamatan anaknya berkurang. Mengunjungi SD yang jauh dapat menyebabkan anak terlambat masuk sekolah, meningkatnya pengulangan kelas atau putus sekolah. Bahkan mungkin saja terjadi kecelakaan pada saat murid pergi atau pulang sekolah.
4)      Ekonomis
PKR memungkinkan pemerintah dan masyarakat dapat mengurangi biaya pendidikan. Betapa tidak, dengan seorang guru atau beberapa guru saja proses pembelajaran dapat berlangsung. Demikian juga dengan satu ruang atau beberapa ruang kelas, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung. Jadi secara ekonomis biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat akan lebih kecil. Oleh karena itu, dengan jumlah dana pendidikan yang sama, perluasan pelayanan pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah yang sulit, kecil, dan terpencil sekalipun.

2 komentar:

  1. Terimakasih, sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
  2. apakah ada daftar pustakanya ? sebelumnya terima kasih atas materi yang telah diberikan

    BalasHapus