1. Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) sebagai Suatu
Pendekatan
Pengertian PKR yang dikaji dari konsep “multiple class teaching” dari UNESCO
(1988). PKR merujuk kepada upaya guru dalam menyikapi dan memperlakukan siswa
sesuai keadaannya sehingga tercipta suasana belajar yang mendukung tercapainya
tujuan belajar secara optimal. Oleh karena itu PKR dapat dikatakan sebagai
suatu pendekatan manajemen pembelajaran. PKR bukanlah suatu metode pembelajaran,
melainkan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang didalam penerapannya
menuntut penggunaan berbagai metode dan teknik serta sumber pembelajaran.
2. Karakteristik Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Karakteristik adalah ciri-ciri objektif (nyata) dari PKR yang secara
keseluruhan melukiskan suatu keunikan. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dari
unsur guru, siswa, mata pelajaran,
interaksi edukatif, dan lingkungan belajar.
1)
Unsur Guru
Dalam PKR seorang guru lebih banyak dituntut secara
mandiri mengelola keseluruhan kegiatan pembelajaran. Guru bertanggung jawab
mengelola kelas secara mandiri karena memang di sekolah itu tidak ada guru lain
seperti dalam “SD guru tunggal” atau “one-teacher school” atau “SD Kecil”.
Keadaan itu bisa juga terjadi di SD biasa yang jumlah gurunya lebih kecil
daripada jumlah rombongan belajar. Misalnya di suatu SD yang memiliki murid
kelas I s/d VI, namun jumlah gurunya kurang dari 6. Selain itu bisa juga
terjadi dalam SD yang jumlah gurunya cukup, namun suatu saat ada salah seorang
guru kelas terpaksa tidak hadir. Keadaan ini menuntut salah seorang guru lain
untuk menangani dua rombongan belajar.
2)
Unsur Siswa
PKR diterapkan dalam menangani secara edukatif aneka
ragam kemampuuan siswa dalam satu rombongan belajar atau siswa dari dua
rombongan belajar atau lebih, misalnya kelas III dan kelas IV. Aneka ragam
kemampuan siswa dalam satu rombongan bellajar mungkin terjadi karena adanya
perbedaan usia. Perangkapan dua rombongan belajar mungkin terjadi karena alasan
efisiensi, misalnya jumlah siswa kelas III dan IV sangat kecil (kurang dari 20
orang). Atau hal itu mungkin juga terjadi karena ruangan yang ada tidak cukup
sehingga dua rombongan belajar terpaksa disatukan dalam satu ruangan menjadi
satu kesatuan.
3)
Unsur Mata Pelajaran
PKR digunakan dalam menangani satu mata pelajaran
dengan beberapa topik yang berbeda atau topik sama tetapi berbeda dalam
tuntutan perilakunya. Selain itu, PKR juga digunakan dalam menangani dua mata
pelajaran atau lebih yang secara
teoritik berdekatan atau karena konsep dari dua mata pelajaran itu saling
berkaitan.
4)
Interaksi Edukatif
Interaktif edukatif adalah hubungan timbal balik
antara guru dengan siswa, siswa dengna siswa lainnyadalam konteks atau suasana
pencapaian tujuan pembelajaran baik sebagai dampak langsung proses pembelajaran
maupun sebagai dampak pengiring pembelajaran (Joyce dan Weil: 1986). Takaran
keberhasilan dari interaksi edukatif adalah perubahan perilaku. Dalam penerapan
PKR peran guru lebih banyak sebagai pengarah belajar dan pemberi kemudahan
belajar. Peran tersebut dilakukan dengan menggunakan pola komunikasi yang
bervariasi, misalnya alur guru-siswa-gur, guru-siswa-siswa-guru,
siswa-guru-siswa, atau siswa-siswa-guru (Schraman: 1976).
5)
Lingkungan Belajar
Yang termasuk lingkungan belajara dalah ruang dan
fasilitas belajar serta sumber belajar. PKR menuntut pendayagunaan lingkungan
belajar secara optimal, sesuai dengan karakteristik siswa yang dilayani. PKR
dapat diterapkan di dalam satu ruangan tanpa atau dengan penyekat atau lebih
dari satu ruangan yang memiliki pintu penghubung antar ruangan.
3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Penerapan
PKR di SD bertujuan untuk mewujudkan pencapaian hasil belajar siswa baik yang
bersifat akademik, maupun sosial dan personal dengan memanfaaatkan kemandirian
guru dalam mengajar dan dengan sarana pendukung yang tersedia di sekolah itu
dan sekitarnya.
Adapun
manfaat atau keuntungan PKR yang diidentifikasi oleh UNESCO (1988) :
1)
Guru yang sama mengajar siswa yang sama setiap tahun.
Karena itu ia akan memahami siswa sebagai idividu lebih baik dan memberikan
perlakuan yang tepat.
2)
Siswa kelas yang lebih tinggi dapat membantu siswa
adik kelasnya yang pada gilirannya akan memperkuat dirinya dalam belajar.
3)
Penilaian guru terhadap siswa akan lebih cermat dan
utuh dan tidak hanya berdasarkan ujian singkat.
4)
Terbuak peluang yang lebih leluasa untuk pembinaan saling
pengertian dan kerjasama.
5)
Setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan
belajarnya.
6)
Lebih efisien daripada sistem pembelajaran mata pelajaran
atau guru kelas. Selain itu dapat pula ditambahkan bahwa dengan menerapkan PKR,
kekurangan guru dapat diatasi tanpa mengurangi intensitas pembelajaran.
Walaupun demikian perlu diingat bahwa penguasaan guru mengenai mata
pelajaran juga tetap merupakan persyaratan penting. Bila guru tidak menguasai
mata pelajaran yang dirangkapnya kemanfaatan PKR akn berkurang. Penguasaan
materi ini tentu saja erat kaitannya dengan ketesediaan sumber belajar bagi
guru dan siswa.
Adapula tujuan, fungsi, dan
manfaat PKR yang dikaji dari 4 (empat) aspek sebagai berikut:
1)
Kuantiti dan Ekuiti
Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, PKR
memungkinkan kita untuk memenuhi asas kuantiti (jumlah) dan ekutiti (pemerataan).
Dengan jumlah guru yang kita miliki saat ini, kita dapat memberikan pelayanan
pendidikan dan pengajaran yang lebih luas dan mencakup jumlah murid yang lebih
besar jumlahnya, disamping itu kita mampu memberikan layanan yang lebih merata.
2)
Paedagogis
Sudah seringkali bahwa pendidikan kita dikritik
sebagai sistem yang belum mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja yang
mandiri. Lulusan kita dinilai kurang kreatif, bahkan cenderung pasif dan mudah
menyerah. Pengalaman sejumlah negara yang mempraktikkan PKR menunjukkan bahwa,
strategi ini mampu meningkatkan kemandirian murid.
3)
Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD
di lokasi yang mudah dijangkau oleh anak. Dengan demikian kekhawatiran orang
tua terhadap keselamatan anaknya berkurang. Mengunjungi SD yang jauh dapat
menyebabkan anak terlambat masuk sekolah, meningkatnya pengulangan kelas atau
putus sekolah. Bahkan mungkin saja terjadi kecelakaan pada saat murid pergi
atau pulang sekolah.
4)
Ekonomis
PKR memungkinkan pemerintah dan masyarakat dapat
mengurangi biaya pendidikan. Betapa tidak, dengan seorang guru atau beberapa
guru saja proses pembelajaran dapat berlangsung. Demikian juga dengan satu
ruang atau beberapa ruang kelas, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung.
Jadi secara ekonomis biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan
masyarakat akan lebih kecil. Oleh karena itu, dengan jumlah dana pendidikan
yang sama, perluasan pelayanan pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah yang
sulit, kecil, dan terpencil sekalipun.
Terimakasih, sangat bermanfaat :)
BalasHapusapakah ada daftar pustakanya ? sebelumnya terima kasih atas materi yang telah diberikan
BalasHapus