Sekolah Dasar

Sabtu, 26 April 2014

MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE






A. Pengertian.

Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.

Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.

Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti ;
a. kemampuan berbahasa tulis dan lisan,
b. kemampuan analisis ringan, dan
c. kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.
Model Pembelajaran Example Non Example menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.


B. Prinsip / ciri-ciri
Metode Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.

Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
- Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan
- non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

Metode Example non Example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode Example non Example antara lain:
1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.
2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example non Example.
3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.

Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.

D. Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran example non example

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan.

Jumat, 18 April 2014

Makalah Kriteria Pemilihan dan Penggunaan Metode Pembelajaran

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu kondisi pendidikan atau pengajaran untuk menentukan tujuan yang ditetapkan. Sehingga perlu adanya kriteria dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai. Dengan mengetahui kriteria pemilihan metode pembelajaran yang tepat maka kita dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan. Misal metode yang digunakan dalam strategi pembelajaran yang lebih berpusat pada guru, yaitu metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Setiap metode akan dibahas menurut pengertian dan tujuannya, alasan penggunaannya, kekuatan dan kelemahannya, cara mengatasi kelemahannya, dan langkah-langkah pelaksanaannya.
Metode ini merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proes belajar dan tercapainya belajar anak yang memuaskan. Sunaryo(1995) menunjukan adanya pola dasar yang menjadi rujukan dalam rangka implementasi, yaitu:
1.      Guru secara cepat langsung meresponkebutuhan dan keinginan si anak dan menyesuaikan respon tersebut
2.      Berbagai kesempatan disediakan untuk guru dan peserta didik mengembangkan kemampuan berkomunikasi
3.      Guru memfasilitasi tercapainya tugas perkembangan bagi peserta didikdengan memberikan perhatian, dukungan, sentuhan fisik dan dorongan yang diperlukan
4.      Sumber-sumber stres pada anak benar-benar dipahami oleh guru sehingga berbagai aktivitas dan teknik dapat dikembangkan
5.      Guru memfasilitasi perkembangan harga diri pada anak dengan cara memberikan perhatian yang cukup, menghargai dan mau menerima peserta didik
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa kriteria yang diperhatikan dalam metode pembelajaran?
2.      Apa saja yang perlu diperhatikan seorang pengajar dalam memilih metode pembelajaran?
3.      Apa macam-macam metode pembelajaran?


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kriteria pemilihan metode pembelajaran 
Kriteria pemilihan metode pembelajaran yaitu :
1.      Sifat (karakter) guru.
Misalkan : Guru yang sifatnya pendiam lebih cocok menggunakan metode problem solving (pemecahan masalah).
2. Tingkat perkembangan intelektual dan sosial anak.
Misalkan : Untuk anak kelas 2 SD, lebih cocok menggunakan metode permainan (gaming method).
3. Fasilitas sekolah yang tersedia.
Misalkan : di sekolah perkotaan cocok menggunakan metode CAI (Computer Assisted Intruction = Pembelajaran dengan Komputer)
4. Tingkat Kemampuan Guru.
Misalkan : Guru yang ahli praktikum membuat produk ”sabun deterjen” akan lebih cocok mengunakan metode Experiment (percobaan) di laboratorium.
5. Sifat dan tujuan materi pelajaran.
Misalkan : Untuk mengajarkan materi ”Teknik Menjual” akan cocok digunakan metode ”Field Experience” atau Pengalaman Lapangan menjual produk kepada konsumen.
6. Waktu pembelajaran.
Misalkan : Untuk pembelajaran dengan waktu pendek paling tepat digunakan metode ceramah.
7. Suasana kelas.
Misalkan : Suasana kelas yang lelah dan mengantuk, untuk mengajarkan teknik menjual mobil misalnya, lebih tepat menggunakan metode Drama (bermain peran). Ada yang berperan sebagai supervisor, penjual, pembeli, lembaga pendanaan (leasing), dan asuransi (penanggung risiko).
8. Konteks domain tujuan pembelajaran.
Misalkan : Untuk tujuan yang stressing point atau penekanannya pada domain kognitif tentunya cocok menggunakan metode diskusi, pemecahan masalah atau inquiry (menemukan sendiri). Tetapi tujuan pembelajaran yang menekankan pada domain affektif lebih cocok menggunakan metode eksamploratorik (memberikan contoh perilaku) atau VCT (Value Clarification Technique = teknik klarifikasi nilai) dengan menunjukkan mana perilaku yang benar / baik dan mana yang salah / buruk). Tetapi untuk domain tujuan yang psikomotorik tepat menggunakan Simulasi, demonstrasi, studi proyek, drill / latihan.
Metode Pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat dikatakan metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional. Tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Penulisan mengenai metode di bawah ini tidak mengikuti suatu urutan tertentu, tetapi dilakukan secara acak. Diungkapkan pula kapan baiknya metode tersebut dilaksanakan serta keunggulan dan kekurangan metode tersebut.
Sebelum memutuskan metode mana yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar, maka seorang pengajar perlu memperhatikan beberapa pertimbangan berikut :
a.       Tujuan pembelajaran.
Pertimbangan ini merupakan syarat mutlak dalam pemilihan metode yang akan digunakan. Sebagai contoh, seorang guru kesenian menetapkan cara memainkan alat musik dengan benar. Dalam hal ini metode yang dapat membantu adalah metode ceramah, dimana diterangkan bagian-bagian dari masing-masing alat musik dan cara penggunaannya. Kemudian metode demonstrasi, siswa dapat mendemonstrasikan cara memainkan suatu alat musik dengan benar, selanjutnya metode pembagian tugas, siswa kita tugasi, bagaimana memegang gitar, bass, drum, dan apa tugas mereka, dan bagaimana mereka dapat bekerjasama dan memainkan suatu lagu dengan baik dan benar.
b.      Pengetahuan awal siswa
Metode yang akan kita gunakan tergantung pada pengetahuan awal yang dimiliki para siswa. Jika siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang bersifat belajar mandiri. Metode yang dapat digunakan hanyalah ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, praktikum, bermain peran, dan lainlain.
c.       Bidang studi/pokok bahasan/aspek
Pada SLTP dan Sekolah Menengah, program studi diatur dalam tiga kelompok.
(1) program pendidikan umum (kognitif),
(2) program pendidikan akademik, dan
(3) pendidikan keterampilan (psikomotorik). Maka metode yang akan kita gunakan lebih berorientasi pada masing-masang ranah diatas yang terdapat dalam pokok bahasan/aspek.
d.    Alokasi waktu dan sarana penunjang
Dalam satu jam pelajaran, kita perlu membagi waktu yang akan dipergunakan oleh masing-masing metode. Misalnya, pelajaran Kimia, metode yang akan dipakai adalah praktikum, bukan berarti metode lain tidak kita gunakan. Metode ceramah sangat perlu untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan, dengan alokasi waktu sekian menit. Kemudian memungkinkan metode diskusi, karena dari hasil praktikum, siswa memerlukan diskusi kelompok untuk memecahkan problem yang dihadapi.
e.       Jumlah siswa
Idealnya metode yang diterapkan melalui pertimbangan rasio guru dan siswa agar proses belajar mengajar efektif. Dalam kelas yang besar dan siswa yang banyak, metode ceramah yang lebih efektif, akan tetapi yang perlu diingat bahwa metode ceramah memiliki banyak kelemahan.
f.       Pengalaman dan kewibawaan pengajar.
Pengalaman akan membuat seorang pengajar dapat menentukan dengan tepat metode mana yang akan dipergunakan. Kewibawaan merupakan kelengkapan mutlak yang bersifat abstrak karena guru akan berhadapan dan mengelola siswa dengan latar belakang yang berbeda beda.

Sanjaya (2006), Sagala (2006), dan Sumantri dan Permana (1998/1999) mengemukakan berbagai metode pembelajaran, baik metode pembelajaran yang lebih berpusat pada guru maupun yang lebih berpusat pada siswa. Metode pembelajaran yang lebih berpusat pada guru meliputi : ceramah, tanya-jawab, dan demonstrasi. Masing-masing akan dibahas menurut pengertian dan tujuannya, alasan penggunaannya, kekuatan dan kelemahannya, cara mengatasinya, dan langkah-langkah pelaksanaannya. Metode pembelajaran yaitu:
1. Metode Ceramah
a. Pengertian
Sumantri dan Permana (l998/l999) menyatakan bahwa metode ceramah adalah cara mengajar yang paling popular dan banyak dilakukan oleh guru. Hal ini karena metode ceramah mudah disajikan dan tidak banyak memerlukan media. Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada siswa. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung pada kemampuan guru. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan berbahasa, intonasi suara, penggunaan media, dan variasi gaya mengajar lainnya sangat menentukan keberhasilan metode ini.

b. Tujuan
Tujuan metode ceramah adalah menyampaikan materi pelajaran yang bersifat informasi, yaitu konsep, pengertian, prinsip-prinsip yang banyak dan luas serta hasil penemuan-penemuan baru yang belum terpublikasikan secara meluas. Secara lebih khusus tujuan metode ceramah adalah :
1) Menciptakan lAndasan pemikiran siswa agar dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah guru.
2) Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan perting yang terdapat dalam isi pelajaran.
3) Merangsang siswa untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pengayaan belajar.
4) Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang teori dan prakteknya.
5) Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan prosedur yang harus ditempuh siswa. Misalnya sebelum eksperimen siswa diberi penjelasan tentang apa-apa yang harus dilakukan oleh siswa.
c. Alasan Penggunaan Metode Ceramah
Mengapa kita harus menggunakan metode ceramah? Metode ceramah digunakan guru dalam pembelajaran dengan alasan-alasan sebagai berikut :
1)  Siswa benar-benar memerlukan penjelasan guru karena bahan baru atau langkanya sumber pustaka, dan untuk menghindari kesalahpahaman.
2)    Karena tidak ada buku sumber pelajaran yang tersedia.
3)  Menghadapi siswa yang banyak jumlahnya, dan bila menggunakan metode lain  sukar diterapkan.
4)   Menghemat waktu, biaya, dan peralatan.


2. Metode Tanya Jawab
a. Pengertian
Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau siswa. Dalam metode tanya jawab, guru dan siswa sama-sama aktif. Siswa dituntut untuk aktif agar mereka tidak tergantung pada keaktifan guru. Rasa ingin tahu anak usia SD harus ditumbuh-suburkan agar ia menjadi manusia yang kreatif. Untuk itu guru harus menguasai keterampilan bertanya dan juga harus mempunyai semangat yang tinggi didalam menciptakan situasi yang kondusif bagi terlaksananya tanya jawab yang mendidik.
b. Tujuan
Adapun tujuan metode tanya jawab adalah :
1) Untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
2) Mendorong siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru tentang masalah yang belum dipahami
3) Menimbulkan kompetisi belajar yang sehat, dimana siswa yang aktif dan dapat menjawab pertanyaan guru atau siswa lain dengan baik akan lebih percaya diri dan akan terus berusaha untuk lebih baik lagi, dan siswa yang belum aktif atau tidak dapat menjawab pertanyaan guru atau siswa lainnya dapat mempersiapkan diri lebih baik lagi dalam kesempatan lain.
4) Melatih siswa untuk berpikir dan berbicara secara sistematis dan sistemik berdasarkan pemikiran yang orisinal.
5) Dengan metode tanya jawab siswa diarahkan agar mengerti, memahami dan berinteraksi secara aktif dalam pembelajaran sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik.

c. Alasan Menggunakan Metode Tanya Jawab
Alasan guru menggunakan metode tanya jawab adalah untuk :
1)   Menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan sehingga timbul partisipasi aktif dan aktifitas mental yang tinggi pada siswa.
2) Menimbulkan pola fikir reflektif, sistematis, kreatif`dan kritis.
3) Mewujudkan cara belajar siswa aktif.
4) Melatih dan memberanikan siswa untuk belajar mengekspresikan kemampuan lisan.
5) Memberi kesempatan siswa menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya.
3. Metode Demonstrasi
a. Pengertian
Sanjaya (2006), dan Sumantri dan Permana (1998/1999) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Metode Demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan misalnya : proses mengerjakan sesuatu, proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, atau untuk mengetahui/melihat kebenaran sesuatu. Strategi Pembelajaran 6-11
b. Tujuan

Apa tujuan digunakannya metode demonstrasi ? Metode demonstrasi digunakan dengan tujuan :
1) Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa.
2) Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
3) Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa secara bersama-sama.
c. Alasan Penggunaan Metode Demonstrasi

Kapan guru menggunakan metode demonstrasi ? Guru menggunakan metode demonstrasi apabila :
1) Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gamblang dan konkrit melalui penjelasan atau diskusi.
2) Karena tujuan dan sifat materi pelajaran yang menuntut dilakukan peragaan berupa demonstrasi.
3) Tipe belajar siswa yang berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi lemah dalam auditif dan motorik, ataupun sebaliknya.
4) Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja.
5) Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam fase operasional konkrit.
4. Metode Diskusi
a. Pengertian
Sanjaya (2006), dan Sumantri dan Permana (1998/1999) menyatakan bahwa metode diskusi diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Dalam percakapan itu para pembicara tidak boleh menyimpang dari pokok pembicaraan yaitu masalah yang ingin dicarikan alternatif pemecahannya. Dalam diskusi ini guru berperan sebagai pemimpin diskusi, atau guru dapat mendelegasikan tugas sebagai pemimpin itu kepada siswa, walaupun demikian guru masih harus mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpin oleh siswa itu. Pendelegasian itu terjadi kalau siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi. Pemimpin Diskusi harus mengorganisir kelompok yang dipimpinnya agar setiap anggota diskusi dapat berpartisipasi secara aktif.
b. Tujuan
1) Memecahkan materi pembelajaran yang berupa masalah atau problematik yang sukar dilakukan oleh siswa secara perorangan.
2) Mengembangkan keberanian siswa mengemukakan pendapat.
3) Mengembangkan sikap toleran terhadap pendapat yang berbeda.
4) Melatih siswa mengembangkan sikap demokratis, keterampilan berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, menafsirkan dan menyimpulkan pendapat.
5) Melatih dan membentuk kestabilan sosial-emosional.
c. Alasan Penggunaan Metode Diskusi
Sumantri dan Permana (1998/1999) mengemukakan alasan dipilihnya metode diskusi :
1) Topik bahasan bersifat problematis.
2) Merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam perdebatan ilmiah.
3) Melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan terbuka.
4) Mengembangkan suasana demokratis dan melatih peserta didik berjiwa besar.
5) Peserta didik memiliki pAndangan yang berbeda-beda tentang masalah yang dijadikan topik diskusi.
6) Peserta didik memiliki pengetahuan dan pendapat-pendapat tentang masalah yang akan didiskusikan.
7) Masalah yang didiskusikan akan berhubungan dengan persoalan-persoalan yang lain pula.
3. Metode Simulasi
a. Pengertian
Abimanyu dan Purwant (1980), Sumantri dan Permana (l998/l999) menyatakan bahwa metode pembelajaran digunakan untuk menirukan keadaan sebenarnya kedalam situasi buatan, misalnya seorang guru mensimulasikan bagaimana cara melompat tinggi dengan gaya panggung atau bagaimana seorang penatar P4 mensimulasikan kehidupan masyarakat Pancasila, dimana setiap peserta penataran ada yang berperan sebagai lurah/RW/RT dan anggota masyarakat yang kesemuanya berperan secara sungguh-sungguh seperti yang dialami dalam kehidupan sosial di kelurahan itu. Dengan demikian simulasi adalah suatu usaha pembelajaran untuk memperoleh pemahaman akan hakekat suatu konsep atau prinsip, atau sesuatu keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan. Melalui simulasi itu siswa akan mampu menghadapi kenyataan yang mungkin terjadi secara lebih efektif dan efisien.
b. Tujuan
Tujuan digunakan metode simulasi baik langsung, maupun tidak langsung adalah sebagai berikut :
1) Tujuan langsung
a) Untuk melatih keterampilan tertentu baik yang bersifat profesional maupun kehidupan sehari-hari.
b) Untuk memperoleh pemahaman tentang konsep atau prinsip.
c) Untuk latihan memecahkan masalah.
2) Tujuan tidak langsung
a) Untuk meningkatkan aktifitas belajar dengan melibatkan siswa dalam mempelajari situasi yang hampir sama dengan kejadian sebenarnya.
b) Untuk meningkatkan motivasi belajar, karena simulasi sangat menarik dan menyenangkan siswa.
c) Melatih siswa bekerja sama dalam kelompok.
d) Mengembangkan daya kreatif siswa.
e) Melatih siswa untuk memahami dan menghargai pendapat orang lain.
c. Alasan Penggunaan Metode Simulasi
Ada beberapa alasan tentang digunakannya metode simulasi dalam pembelajaran:
1) Simulasi dapat menunjang pelaksanaan dalam melatih keterampilan dasar mengajar yang sangat diperlukan bagi terbentuknya guru-guru yang profesional.
2) Simulasi merupakan salah satu metode yang memungkinkan siswa aktif belajar menghayati, memahami dan memperoleh keterampilan tertentu tanpa memerlukan obyek atau situasi yang sebenarnya yang umumnya susah didapatkan.
3) Metode simulasi memungkinkan terpadunya teori dan praktek, konten dan metode, sebab dengan simulasi teori atau konten yang baru diajarkan dapat segera dipraktekkan, sehingga konsep yang diperoleh dan keterampilan yang dimiliki menjadi sangat kuat tertanam dalam diri siswa.
4) Melalui metode simulasi memungkinkan siswa belajar dengan pemahaman bukan belajar secara mekanis.
5) Dengan metode simulasi dimungkinkan pelibatan alat-alat indra siswa secara optimal, sehingga pencapaian tujuan pelajaran akan lebih efektif dan bermakna.
5. Metode Pemberian Tugas
a. Pengertian
Sagala (2006) mengemukakan bahwa metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, dan kemudian hasil pelaksanaan tugas itu dilaporkan kepada guru.
b. Tujuan
Tujuan penggunaan metode pemberian tugas adalah :
1) Untuk memperdalam bahan ajar yang ada
2) Untuk mengecek penguasaan siswa terhadap bahan yang telah dipelajari
3) Untuk membuat siswa aktif belajar, baik secara individu maupun kelompok
c. Alasan Penggunaan Metode Pemberian Tugas
Alasan penggunaan metode pemberian tugas adalah karena dengan metode tersebut:
1) Siswa diaktifkan baik secara mental maupun fisik dalam menguasai materi pelajaran
2) Siswa akan lebih mudah menguasai materi pelajarann dan siswa diperluas pengetahuannya tentang materi pelajaran tersebut
3) Siswa dibiasakan tidak cepat puas dengan apa yang dipelajari dari materi ajar yang telah ada sehingga dapat dikembangkan sikap ingin tahu dan haus ilmu pengetahuan
4) Siswa akan termotivasi belajar dan dilatih problem solving


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kriteria pemilihan metode pembelajaran yaitu :
1.     Sifat (karakter) guru.
2.  Tingkat perkembangan intelektual dan sosial anak.
3.  Fasilitas sekolah yang tersedia.
4.  Tingkat Kemampuan Guru.
5.  Sifat dan tujuan materi pelajaran.
6.  Waktu pembelajaran.
7.  Suasana kelas.
8.  Konteks domain tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran yaitu:
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya Jawab
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Diskusi
5. Metode Pemberian Tugas