BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Membaca dan Menulis
1.
Pengertian dan
Tujuan Membaca
Membaca
menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a.
Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak
atau lambang-lambang tulis dengan pengertian yang tepat (Harjasujana &
Maryati).
b.
Membaca adalah suatu kegiatan berbahasa untuk memahami
lambang-lambang bunyi bahasa yang tertulis baik bersuara ataupun tidak dalam
memahami informasi-informasi yang disajikan (Herususanto).
c. Membaca
adalah proses psikologis, proses sensorik, proses perseptual, dan proses
perkembangan (Harras dan Sulistianingsih).
Proses psikologis : membaca dipengaruhi oleh
proses-proses psikis seperti motivasi, minat, dan latar belakang sosial
ekonomi.
Proses sensorik : membaca dimulai dari melihat
Proses perseptual : membaca persepsi dimulai dari
melihat dan mendengar.
Proses perkembangan : membaca merupakan perkembangan
disepanjang hidup seseorang.
Secara khusus Tarigan (2008:7) mengemukakan bahwa
membaca memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh para penemu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
memperoleh perincian atau fakta (reading
for details or facts).
2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal tersebut merupakan topic yang baik
atau menarik. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide
utama (reading for mains ideas).
3. Membaca untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita.
Membaca seperti ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan (reading for sequence or organization).
4. Membaca untuk mengetahui serta menemukan mengapa para tokoh merasakan.
Membaca seperti ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inferensi).
5. Membaca untuk mengetahui dan menemukan apa-apa yang tidak bisa atau tidak
wajar mengenai seorang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
mengelompokkan (reading for classify).
6. Membaca untuk mencari atau menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup
dengan ukuran-ukuran tertentu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
menilai (reading tu evaluate).
7. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah. Membaca seperti
ini disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading for compare or contrasts).
Melihat banyak pendapat diatas kami dapat menyimpulkan bahwa membaca adalah
suatu kegiatan yang tidak hanya bertujuan melafalkan tulisan saja, tetapi juga
melibatkan penglihatan atau penerjemahan kata-kata, berpikir, perseptual maupun
kognitif.
2.
Pengertian
dan Tujuan Menulis
Berikut adalah beberapa
pengertian menulis.
a. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga
orang lain dapat membaca langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Lado,1964).
b.
Menulis merupakan
kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan
suatu gagasan atau pesan, (Rusyana 1998:191).
c. Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga
pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca (Tarigan,1986:21).
d. Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan
megkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat interaktif dan diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda
konvesional yang dapat dilihat/dibaca (Tatkala,1982).
Dapat disimpulkan bahwa pengertian menulis secara umum adalah
menuangkan, menggambarkan, atau mengkomunikasikan bahasa kedalam bentuk
lambang-lambang huruf untuk menyampaikan suatu makna bahasa, gagasan dan pesan.
Menurut Hugo
Hartig (dalam Tarigan 1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis :
1. Tujuan penugasan, sebenarnya tidak memilki tujuan karena
orang yang menulis melakukannya karena tugas yang diberikan kepadanya.
2. Tujuan altruistik, penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca,
menghindarkan kedudukan pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai
perasaan dan penalaranya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan
lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3. Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
4. Tujuan informasional penulis bertujuan memberi informasi atau
keterangan kepada para pembaca.
5. Tujuan pernyataan diri penulis bertujuan memperkenalkan atau
menyatakan dirinya kepada pembaca.
6. Tujuan kreatif penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan
keinginan mencapai norma artistik, nilai-nilai kesenian.
7. Tujuan pemecahan masalah penulis bertujuan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
B. Bahan Ajar Membaca dan Menulis di SD
1.
Bahan
Ajar Membaca
Memilih
bahan ajar merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan guru. Materi bacaan
yang memiliki daya tarik bagi siswa akan memotivasi siswa membaca teks tesebut
dengan sungguh-sungguh, yang selanjutnya akan menunjang pemahaman. Menurut Haris & Smith (dalam Farida.
1972: 82). Bahan bacaan yang dipilih guru hendaknya diambil dari berbagai
sumber, misalnya: buku teks, buku sastra anak-anak, majalah anak-anak, surat
kabar, buku refrensi.
a. Buku
teks :buku yang menawarkan berbagai gambaran spesifik yang membantu pembaca
menemukan informasi yang dibutuhkan. Pada umumnya buku ini dibedakan menjadi
dua jenis yaitu fiksi dan nonfiksi.
b. Buku
sastra anak-anak : hendaknya buku yang dipilih berisi pengalaman tentang
kehidupan anak itu sendiri. Misalnya pengalaman seni dan budaya. Buku sastra
anak ditujukan terutama bersangkuta dengan kehidupan sehari-hari sehingga anak
dapat memahami dan memberikan tanggapan tentang bagaimana pelaku cerita
berperan dalam cerita tersebut.
c. Majalah
anak-anak : ini bisa menjadi alternatif lain sebagai bahan bacaan di kelas.
Majalah sebagai baan bacaan mempunyai daya tarik tersendiri bagi anak-analk,
selain menyediakan informasi aktual, majalah bisa menjadi bagian yang penting
dari belajar, khususnya pembelajaran membaca
d. Surat
kabar : menurut Kossach & Sulivan (dalam Farida. 1989 : 96) surat kabar
merupakan sumber baha bacaan tambahan yang memungkinkan guru membawa komunitas
bahasa ke dalam kelas. Disamping itu suratr kabar merupakan bahan bacaan
ynghidup mengenai bidang sosial.
e. Buku
refrensi : yang dimaksud adalah buku seperti kamus, atlas, buku telpon, katalog
dll.
2.
Bahan
Ajar Menulis
Berdasarkan kurikulum di pendidikan dasar ( 1994
), materi pembelajaran menulis yang tertuang dalam GBPP adalah sebagai berikut
:
a. Penggunaan
huruf kapital secara tepat dalam kalimat
b. Penggunaan
tanda tanya pada akhir kalimat
c. Penggunaan
huruf capital untuk nama orang, bulan,hari,dan agama.
d. Penulisan
kata-kata atau kalimat sederhana yang didiktekan guru.
e. Penulisan
kalimat sederhana yang dimulai dengan huruf kapital, diakhiri titik.
f. Penulisan
jawaban atas pertanyaan berkaitan dengan isi bacaan.
g. Menyalin
kata-kata yang cocok dengan gambar yang ditunjukkan guru.
h. Penulisan
cerita didalam gambar ( dengan bimbingan guru ).
C. Teknik dan Strategi Membaca dan Menulis di SD
1.
Teknik dan
Strategi membaca
1.1.Teknik
membaca
Menemkan informasi fokus dengan efisien dapat ditempuh dengan beberapa
teknik menurut Tampubalon 1990. yaitu :
1. Baca-pilih (selecting)
: Yaitu
membaca bahan bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggap relevan atau
mengandung informasi yang dibutuhkan pembaca
2. Baca-lompat (skipping)
: Bagian-bagian
yang dianggap tidak relevan dengan keperluan atau bagian-bagian yang sudah
dikenal/difahami tidak dihiraukan.
3.
Baca-layap (skimming) : Lebih
dikenal dengan istilah membaca sekilas, yaitu membaca dengan cepat atau
menjelajah untuk memperoleh gambaran umum isi buku atau bacaan laiannya secara
menyeluruh
4. Baca-tatap (scanning)
: Dikenal
juga dengan istilah sepintas, yaitu suatu teknik pembacaan sekilas
cepat, tetapi teliti dengan maksud untuk memperoleh informasi khusus/tertentu
dari bacaan.
1.2.Strategi
Membaca
Strategi
membaca menggambarkan bagaimana pembaca memposes bacaan sehingga dia memperoleh
pemahaman terhadap bacaan tersebut.
Menurut Klien
ddk (dalam Farida.1993:36) mengkategorikan strategi membaca dalam 7 kategori
yaitu:
a.
Strategi
bawah-atas : yaitu pembaca memulai proses pemahaman dari mengidentifikasi
huruf-huruf, kata, frase, kalimat , dan terus bergerak sampai akhirnya ia
memahami isi teks. Strategi ini digunakan dalam pembelajaran bahasa awal.
Pembelajaran membaca yang menggunakan strategi ini dimulai memperkenalkan nama
dan bentuk huruf kepada siswa, memperkenalkan gabungan-gabungan hurud menjadi
suku kata, suku kata menjadi kata ,dan kata menjadi kalimat.
b.
Strategi
atas-bawah : pembaca memulai dengan prediksi, kemudian mencari input untuk
mendapatkan informasi yang cocok dalam teks menurut Long & Rixhards (dalam
Farida. 1987: 37). Peranan latar belakang pengetahuan menjadi variabel yang
penting dalam strategi membaca ini. Oleh sebab itu hendaknya pilihan teks
bacaan disesuaikan dengan latar belakang tempat tinggal siswa untuk bisa
mengawali pengajaran membaca.
c.
Stratrgi
campuran (eclectic) : Klien
mengemukakan bahwa guru yang baik tidak perlu memakai satu teori saja, mereka
bisa mengamil dan memilih ang terbaik dari semua strategi yang ada. Begitu juga
dengan strategi ini yang bsa digunakan dalam waktu yang bersamaan jika
diperlukan.
d.
Strategi
interaktif : pada strategi ini teks hanya menyediakan arahan bagi pembaca dan
pembaca seharusnya menemukan dan membangun sendiri makna teks berdasarkan
pengetahuan awal pembaca. Menurut teori skema memahami suatu teks merupakan
proses interaktif antara latar belakang pengetahuan pembaca dengan teks. Pemahaman
yang efisien mempersyaratkan kemampuan pembaca menghubungkan materi teks dengan
pengetahuan yang telah dimiliki.
e.
Strategi KWL (
Know- Want to Know – learned) :
strategi ini dikembangkan untuk membantu guru menghidupkan latar belakang
pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik. Melibatkan tiga langkah dasar
yang menuntun siswa dalam memberika suatu jalan tentang apa yang telah
diketahui mereka, apa yang ingi mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang
mereka pelajari dari membaca.
f.
Strategi DRA (Directed Reading Activity) : strategi
ini didefinisikan sebagai kerangka berpikir untuk merencanakan pembelajaran
membaca suatu mata pelajaran dengan menekankan membaca sebagai media pengajaran
utama. Menurut Sadler (dalam Farida. 2001) strategi DRA terdiri dari prabaca,
saat baca, dan pasca baca.
g.
Strategi DRTA
(Directed Reading Thingkig Activity)
: dijelaskan bahwa guru bisa memotivas usaha dan konsentrasi siswa dengan
melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan
pertanyaan dan memproses informasi. Guru mengamati siswa ketika membaca, dalam
rangka mendiagnosis kesulitan dan menawarkan bantuan ketika siswa sulit
berinteraksi dengan bahan bacaan.
2.
Teknik dan Strategi
Menulis
2.1.Teknik Menulis
a. Teknik Menggambar Garis
Menggambar
garis digunakan dalam pengajaran pra-menulis. Tujuannya melatih otot-otot
tangan agar terbiasa melakukan gerak dalam menulis. Garis-garis yang digambar
adalah garis lurus, melengkung, membulat, dsb. Semua garis-garis tersebut
relevan dengan penulisan huruf atau abjad. Dengan perkataan lain menggambar
garis merupakan persiapan ke arah penulisan huruf.
b.
Teknik Menyalin Huruf
Mengarahkan
siswa agar dapat menyalin huruf harus berencana, terarah, selangkah demi
selangkah. Mula-mula guru memperlihatkan gambar huruf yang cukup besar. Gambar
itu dapat ditempelkan pada papan tulis.. Setelah mengamati gambar huruf siswa
mengikuti garis-garis gambar dengan ujung pensil atau ujung jarinya. Petunjuk
garis mana yang pertama diikuti dan arahnya ke mana sangat membantu siswa.
Langkah berikutnya menghubungkan titik-titik pada gambar huruf yang sebagian
garisnya dihilangkan. Setelah langkah pertama dan kedua dilakukan
berulang-ulang siswa siap dan dapat menyalin huruf itu secara utuh. Begitu juga
dengan huruf-huruf lainnya yang sama dilakukan oleh siswa. Akhirnya siswa dapat
menuliskan huruf.
c.
Teknik Menyalin Kata
Menyalin kata
dapat dilaksanakan setelah siswa mengenal, memahami, dan dapat menulis huruf.
Lebih baik lagi setelah siswa dapat menuliskan setiap huruf yang digunakan
dalam bahasa Indonesia. Proses
penulisan kata harus direncanakan secara tepat. Misalnya pemilihan kata tidak boleh sembarangan. Kata-kata yang dipilih
ialah kata-kata yang telah dikenal dan sering pula digunakan siswa. Sebelum kata-kata diperkenalkan lebih baik siswa melihat gambar bendanya.
Lalu namanya atau boleh juga nama benda itu ditanyakan pada siswa lalu siswa
akan menulis jawabannya
d.
Teknik Menyalin Kalimat
Teknik menyalin kalimat dapat dilaksanakan setelah siswa
mengenal, mengetahui, dan dapat menuliskan setiap huruf yang digunakan dalam
bahasa Indonesia. Kalimat yang akan disalin oleh siswa dapat ditetapkan dengan
dua cara. Pertama, guru memilih kalimat
itu. Kedua, kalimat tersebut muncul dari siswa. Kedua cara tersebut dapat digunakan
dalam menentukan kalimat yang akan disalin oleh siswa.
2.2.Strategi Menulis
Strategi yang bisa dilakukan untuk
mengawali pembelajaran menulis antara lain :
a.
Pengenalan
Pada taraf pengenalan ini guru
hendaknya memperhatikan benar-benar tulisan yang hendak dikenalkan kepada anak
terutama huruf yang belum pernah dikenalkan
b.
Menyalin
Pembelajaran menyalin dapat dilakukan
dengan alternatif berikut : Menjiplak, menyalin dari huruf kacil menjadi huruf
kapital pada huruf pertama kata awal kalimat dll.
c.
Menulis
Halus atau Indah
Dalam pelaksanaannya pembelajaran
menulis indah/halus yang harus diperhatikan adalah bentuk, ukuran, tebal tipis
tulisan, dan kerapian.
d.
Dikte/Imlak
Pembelajaran dikte dimaksudkan
untuk memantapkan siswa dalm menuliskan kalimat yang pada huruf awal katanya
menggunakan huruf besar
e.
Menulis
nama
Menulis nama benda, nama orang,
nama jalan, desa, kota, binatang, tumbuhan, dan sebagainya. Latihan ini
merupakan latihan dasar mengarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar